ANDA TIDAK BISA MENANG DALAM SEBUAH DEBAT

shares |

Anda tidak bisa, karena kalu anda kalah, anda akan kalah, dan kalau anda menang, anda kalah juga. Mengapa? Nah, misalkan anda menang atas pihak lawan dan mampu menembak argumennya sehingga penuh lubang, lalu membuktikan bahwa dia non compos mentis. Lalu bagaimana? Ya, anda akan merasa menang. Tapi bagaimana dengan dia? Anda telah membuat merasa rendah diri. Anda telah melukai harga dirinya. Dia akan membenci kemenangan anda. Dan.............

Seseorang yang diyakinkan untuk menentang kehendaknya sendiri akan tetap memegang pendapatnya sendiri

Seperti yang Ben Franklin biasa katakan:

Kalau anda mendebat dan bersikeras dan menentang, anda kadang-kadang memang akan mendapat kemenangan, tapi itu adalah kemenangan kosong, karena anda tidak akan pernah memperoleh kehendak baik lawan anda.

Jadi renungkan sendiri untuk diri anda. Mana yang lebih anda suka, kemenangan akademis yang semu atau kehendak baik seseorang? Jarang ada orang yang memiliki keduanya.

Naskah Boston pernah mencetak potongan sajak tidak bermutu, namun penting ini:

Disini berbaring tubuh William Jay, yang meninggal karena mempertahankan haknya
Dia benar, benar sekali, sebagaimana dia terus melaju,
Tapi di persis sama matinya seakan-akan dia bersalah

Anda mungkin benar, benar sekali, sementara anda melaju terus dalam perdebatan anda; tetapi sejauh berkenaan dengan mengubah pikiran seseorang, anda mungkin akan persis sama sia-sianya seolah anda yang salah.

Disebuah artikel dalam Bits dan Pieces, beberapa saran telah diberikan mengenai bagaimana mencegah rasa tidak setuju agar tidak menimbulkan perdebatan.

Sambut baik rasa tidak setuju itu. Ingatlah slogan, “apabila dua mitra selalu setuju, salah satu dari mereka tidak perlu. “Kalau ada beberapa hal yang belum anda pikirkan, bersyukurlah kalau itu diberi tahu pada anda. Mungkin ketidaksetujuan itu merupakan kesempatan anda untuk dikoreksi, sebelum anda membuat kesalahan serius.

Jangan percaya pada kesan pertama naluri anda. Reaksi alami kita yang pertama dalam sebuah situasi yang tidak mengenakan adalah menjadi defensif. Hati-hati. Tenanglah dan perhatikan reaksi pertama anda. Mungkin ini merupakan bagian anda yang terburuk, bukan anda yang terbaik.

Kendalikan kemarahan anda. Ingat, anda bisa mengukur basarnya seseorang melalui hal-hal yang membuatnya marah.

Dengarkan dulu. Berikan kesempatan lawan anda untuk berbicara. Biarkan mereka selesai berbicara. Jangan menolak, mempertahankan diri atau berdebat. Semua ini hanya akan mempertinggi tembok penghalang. Berusahakah membangun jembatan pengertian. Jangan membangun penghalang yang lebih tinggi dari kesalah pahaman.

Cari bidang-bidang kesepakatan. Kalau anda sudah mendengar perkataan lawan anda, pikirkan dulu pokok-pokok atau bidang yang anda setujui.

Jujurlah. Cari wilayah dimana anda bisa menerima kesalahan, dan sampaikan hal itu. Minta maaf atas kesalahan anda. Hal ini akan membantu melucuti senjata lawan dan mengurangi sikap defensif.

Berjanjilah untuk memikirkan ide-ide lawan anda dan pelajari ide-ide itu dengan seksama. Dan lakukanlah sungguh-sungguh. Lawan anda mungkin benar. Jauh lebih mudah pada tahap ini unutk memikirkan pandangan-padangan mereka dibandingkan anda maju dengan cepat dan mendapatkan diri anda dalam posisi di mana lawan anda bisa berkata; “kami sudah berusaha menyampaikan pada anda, tapi anda tidak mau mendengarkan.”

Berterima kasihlah pada lawan anda dengan tulus untuk minat-minat mereka. Siapapun yang mau meluangkan waktu untuk menyatakan tidak setuju dengan anda berarti dia berminat dalam hal yang sama seperti anda. Pikirkan mereka sebagai orang yang benar-benar ingin menolong anda, dan anda mungkin bisa menjadikan lawan anda sebagai kawan.

Jangan terburu-buru bertindak, beri waktu kepada kedua pihak untuk memikirkan masalahnya. Sarankan pertemuan berikutnya diadakan selanjutnya hari itu atau besoknya, ketika semua fakta mungkin bisa dibawa. Dalam mempersiapkan pertemuan ini, ajukan beberepa pertanyaan sulit berikut kepada diri sendiri.

Mungkinkah lawan saya benar? Sebagian benar? Adakah kebenaran dalam posisi atu argumentasi mereka? Apakah reaksi saya yang akan menyelesaikan masalahnya, atau apakah itu hanya menghasilkan frustasi/ apakah reaksi saya akan membuat lawan saya semakin menjauh, atau bisa menarik mereka lebih dekat dengan saya? Apakah reaksi saya akan mempercepat perkiraan bahwa saya seorang yang baik? Apakah saya akan menang atau kalah? Kalau saya berdiam diri saja dalam masalah ini, apakah rasa tidak setuju itu akan meledak? Apakah situasi sulit ini merupakan kesempatan bagi saya?

”Satu-satunya cara memperoleh manfaat sepenuhnya dari perdebatan adalah menghindarinya”

Related Posts